ANALISIS
WACANA
“Referensi
(Endofora dan Eksofora)”
Oleh:
Kelompok VI
MUHAMMAD
HARJUM NURDIN
1351040007
KELAS
A
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
Bahasa dan Sastra
Universitas
Negeri Makassar
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Referensi dapat disebut pula acuan atau penunjuk.
Referensi ialah penggunaan kata atau frase untuk mengacu atau menunjuk pada
kata, frase, atau satuan gramatikal yang lain seperti klausa. Zuhud (dalam
Yukub Nusucha dan Atiga Sabardila, 2002:58) mengatakan bahwa acuan adalah
pemunculan kembai hal yang sama. Lyon (dalam Brown dan Yule, 1996: 28)
mendefinisikan referensi sebagai sebagai hubungan yang ada antara
kata-kata dengan benda-benda. Jadi, referensi merupakan acuan atau penunjukan
kata yang sama terhadap kata yang sudah ada.
Dalam wacana lisan atau tulisan terdapat berbagi
unsur seperti pelaku, perbuatan, penderita, perbuatan, pelengkap perbuatan,
perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, dan tempat perbuatan. Unsur itu acapkali
harus diulang-ulang untuk mengacu kembali atau untuk menjelaskan makna. Oleh
karena itu, pemilihan kata serta penempatannya harus benar sehingga wacana tadi
tidak hanya kohesif, tetapi juga koheren. Dengan kata lain, referensinya atau
pengacuannya harus jelas. Referensi atau pengacuan mencakup dua hal, yaitu
eksofora dan endofora.
BAB II
PEMBAHASAN
REFERENSI (Endofora dan Eksofora)
Secara tradisional, referensi adalah hubungan antara
kata dengan benda, tetapi lebih luas lagi referensi dikatakan sebagai hubungan
bahasa dengan dunia. Pernyataan demikian dianggap berterima karena peemakaian
bahasa (pembicara) ialah penutur ujaran yang paling tahu bahasa yang
diujarkannya (Fatimah Djajasudarma, 1994: 48).
Referensi atau pengacuan mencakup dua hal, yakni
eksofora dan endofora (Halliday dan Hasan, 1976: 37). Baik di dalam referensi
endofora maupun di dalam eksofora, sesuatau yang direferensikan harus bisa
diidentifikasi. Referensi eksofora adalah pengacuan
terhadap antiseden yang terdapat di luar bahasa (ekstratekstual), seperti
manusia, hewan, alam sekitar pada umumnya, atau suatu peristiwa. Sementara itu,referensi
endofora adalah pengacuan terhadap antiseden yang terdapat di daam
teks (intratekstual) (Bayu Rusman Prayitno, 2009: 2).
Referensi endofora bersifat tekstual, referensi
(acuan) ada di dalam teks, sedangkan referensi eksofora bersifat
situasiona, referensi (acuan) ada di luar teks. Endofora terbagi atas anafhora
dan katafora berdasarkan posisi (distribusi) acuannya (referensinya). Anafora
merujuk silang pada unsur yang disebutkan terdahulu; katafora merujuk silang
pada unsur yang disebutkan kemudian (Fatimah Djajasudarma, 1994: 49).
Sifat yang diacu di dalam referensi endofora adalah
koreferensial. Referensi endofora mencakup referensi persona, referensi
penunjukan, referensi perbandingan. Referensi persona adalah penunjukan kembali
fungsi atau peran dalam situasi ujaran dengan menggunakan kategori persona
(Halliday dan hasan, 1976: 37). Referensi persona diekspresikan melalui
pronominal atau determinator (pewatas). Hal ini digunakan untuk
mengidentifikasi orang dan objek yang disebutkan dalam suatu titik dalam teks
(Nunan, 1993:23). Determinator adalah partikel yang ada di dalam
lingkungan nomina ( di depan atau dibelakangnya) dan membatasi maknanya
(Kridalaksana, 1993:41). Referensi persona ini dapat bersifat eksofora
(situasional) yang mengacu kepada sesuatu di luar teks dan endoforis (tekstual)
yang mengacu kepada sesuatu di dalam teks. Sementara itu untuk referensi
perbandingan dinyatakan dengan adjektiva dan adverbial dan berfungsi untuk
membandingkan unsure-unsur di dalam teks yang dipandang dari segi identitas
atau kesamaan.
Berdasarkan arah atau acuannya, referensi endofora
terbagi menjadi dua macam, yaitu referensi anafora dan katafora (Halliday dan
Hasan, 1976: 33). Referensi anafora adalah salah satu kohesi gramatikal yang
berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang
mendahuluinya, atau mengacu anteseden di sebelah kiri, atau mengacu pada unsure
yang telah disebutkan terdahulu. Sedangkan referensi katafora adalah salah satu
kohesi garamatikal yang berupa satual lingual tertentu yang mengacu pada atuan
lingual lain yang mengikutinya, atau mengacu anteseden disebelah kanan, atau
mengacu pada unsure yang baru disebutkan kemudian (Indiyastini,
2006:39).Dapat digambarkan di dalam bagan berikut ini:
Referensi
Eksofora Endofora
(Situasional) (Tekstual)
Anafora Katafora
(Kea arah yang (ke
arah yang
telah
disebutkan) disebutkan
kemudian)
Seperti yang telah dikemukakan, referensi ata
pengacuan endofora itu memiliki hubungan interpretasi kata di dalam kata.
Contoh berikut ini menggambarkan bagaiman hubungan antara pengacu dan yang
mengacu di dalam referensi endofora.
(1) Bu Mastuti belum
mendapat pekerjaan, padahal dia memperoleh ijazah sarjananya
dua tahun lalu (Alwi, dkk, 2000:43)
(2) Setelah dia masuk,
langsung Tony memeluk adiknya (Alwi, dkk, 2000: 43).
Contoh (1) merupakan bentuk anafora, hal ini
ditandai kata dia beranafora dengan Bu Mastuti.Sedangkan
di dalam contoh (2) merupakan katafora yang ditandai dengan kata dia mengacu
pada konstituen yang berada di sebelah kanan, yaitu Tony.
Baik dalam anafora maupun katafora selalu melibatkan
satuan lingual yang berperan sebagai “acuan” dan satuan lingual lain yang
“mengacu”. Satuan lingual yang dijadikan sebagai acuan disebut dengananaphorisé (satuan
lingual yang menjadi acuan dalam anafora) atau cataphorisé(satuan
lingual yang menjadi acuan katafora), keduanya secara umum dikenal dengan
istilah l’antécédent. Sedangkan satuan lingual yang mengacu pada
satuan lingual lainnya dikenal dengan anaphorisant (satuan
lingual yang mengacu pada satuan lingual yang lain dalam anafora)atau cataphorisant (satuan
lingual yang mengacu pada satuan lingual yang lain dalam katafora)
(Maingueneau, 1998 : 17).Berikut ini adalah contoh kohesi pengacuan anafora:
(1) Les prélèvements seront
effectuées aux dates indiquées pour chaque facture. Ils n’interviendront
qu’après un délai de 20 jours calendaires.
(Formulaire de
France Télécom, 1997)
‘Pemutusan akan
dilaksanakan pada tanggal yang telah tertera pada tiap-
tiap kantor pos. Hal
ini hanya akan dilakukan setelah jangka waktu 20 hari
dari jadwal’.
Pada contoh (1) di atas, pronomina (le pronom) ils mengacu
pada anteseden di depannya yaitu frasales prélèvements. Pronomina ils merupakan anaphorisant dan
frasa les prélèvements merupakan anaphorisé.
Dengan adanya satuan lingual yang mengacu pada satuan lingual lainnya yang
berada di sebelah kiri atau telah disebutkan sebelumnya, maka dapat diketahui
bahwa dalam kalimat (1) di atas terdapat kohesi pengacuan endofora yang
anaforis.
Penggunaan katafora dapat diketahui dalam contoh
berikut ini:
(2) Vous le comprendrez. Je
souhaite, par cette lettre, vous parler de la France. François
Mitterrand. (Lettre à tous les Français, 1988)
‘Anda semua akan memahaminya.
Saya harap dapat berbicara pada anda semua tentang Prancis melalui surat ini.’
Pada tuturan (2) di atas pronomina le merupakan
cataphorisant yang mengacu pada cataphorisé yang terletak disebelah kanan atau
setelahnya, yaitu kalimat Je souhaite, par cette lettre, vous parler de la
France. Dengan ciri-ciri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam tuturan
tersebut terdapat kohesi gramatikal endofora yang bersifat kataforis.
a) Referensi
persona
Referensi persona direalisasikan melalui pronomina
persona (kata Ganti orang), yang meliputi persona pertama (persona I), kedua
(persona II), dan ketiga (persona III) baik tunggal maupun jamak seperti “aku”,
“kamu”, “dia”, “-ku”, “-mu”, “-nya”. Contoh:
(3) “Pak RT, saya minta
berhenti”, kata Basuki bendaharaku yang pandai
mencari uang itu.
Pada contoh (3) terdapat kohesi referensi persona.
Pronomina persona I tunggal saya mengacu pada unsur lain
yang berada di dalam tuturan yang disebutkan kemudian, yaitu Basuki (orang
yang menuturkan tuturan itu).Sementara itu, -ku pada
bendaharaku pada tuturan yang sama mengacu pada Pak RT yang
telah disebutkan terdahulu atau antesedennya berada disebelah kiri.
Dalam bahasa Prancis, pengacuan persona dapat
direalisasikan dalam bentuk pronomina persona (pronoms personnels) dan kata
kepunyaan (adjectifs possessifs). Les pronoms personnels tersebut
meliputi je, me, moi, nous, tu, te, toi, vous, il, elle, le, la, lui,
en, y, se, soi, ils, elles, les, leurs, eux. Adjectif possesifsmenunjukkan
bahwa sesuatu atau sebuah objek merupakan milik dari seseorang atau sesuatu. Adjectif
possesifs dapat berupa mon, ma, ton, ta, son, sa, mes, tes,
ses, notre, votre, leur, nos, vos, leurs. Pengacuan persona dalam
bahasa
Prancis dapat dilihat dalam contoh berikut:
(4) Où est Mathieu? Il n’est
pas dans sa chambre?.
‘Dimana Mathieu? Dia tidak
berada dikamarnya?’.
Pada tuturan (4) di atas, pronomina il mengacu
pada satuan lingual yang berada di dalam tuturan (teks) yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu Mathieu. Dengan ciri-ciri tersebut maka
ilmerupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena acuannya berada
di dalam teks), yang bersifat anaforis (karena acuannya telah disebutkan
sebelumnya ataumengacu pada anteseden sebelah kiri) melalui satuan lingual
persona bentukIII. Dengan alasan yang sama maka sapada sa chamber juga
merupakan bentuk pengacuan persona yang bersifat anaforis karena mengacu pada
anteseden di sebelah kiri, yaitu Mathieu.
b) Referensi
demonstratif
Pengacuan demonstratif dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu pronomina demonstratif waktu (temporal) dan pronomina demonstratif tempat
(lokasional). Untuk lebih memahami penggunaan kohesi referensi demonstratif
perhatikan
contoh berikut ini:
(5) Peringatan 57 tahun Indonesia
merdeka pada tahun 2002 ini akan
diramaikan dengan pergelaran pesta kembang api.
(6) “Ya di kota Solo sini juga
ayah dan ibumu mengawali usaha batik”, kata paman sambil menggandeng saya.
Pada tuturan (5) terdapat pronomina demonstratif ini yang
mengacu pada waktu kini, yaitu pada tahun 2002 saat kalimat
itu dituturkan oleh pembicara atau dituliskan oleh penulisnya. Pengacuan
demikian termasuk jenis kohesi demonstratif endofora yang anaforis. Pada contoh
(6), kata sini mengacu pada tempat yang dekat dengan
pembicara. Dengan kata lain, pembicara (dalam hal ini paman) ketika menuturkan
kalimat itu ia sedang berada di tempat yang dekat dengan tempat yang
dimaksudkan pada tuturan itu, yaitu berada di kota Solo. Berikut ini merupakan
contoh pengacuan demonstratif baik yang bersifat temporal maupun lokasional
dalam bahasa Prancis.
(7) Nous
irons à Rio de Janeiro en mars prochaine, le carnaval aura lieu à
ce moment-là.
“Kami akan pergi ke Rio de Janeiro pada maret
mendatang, karnaval akan
diadakan pada saat itu.”
(8) Je
suis allé là où vous avez été
‘Saya pergi ke tempat dimana anda
dulu pernah berada’.
Pada contoh (7) di atas, à ce moment-là mengacu pada
bulan maret yang akan datang, yaitu waktu akan diselenggarakannya
karnaval. Pada tuturan (8) terdapat kata tunjuk lokasional yaitu là yang
mengacu pada anteseden di sebelah kanan où vous
avez été . là merujuk pada tempat yang sama
dengan tempat yang pernah ditempati oleh lawan bicara subjek.
c) Kohesi
referensi komparatif (La cohésion référencielle comparative)
Pengacuan komparatif (perbandingan) ialah satu jenis
kohesi gramatikal yang bersifat membandingkan dua hal atau lebih yang memiliki
kesamaan dari segi bentuk atau wujud, sikap, watak, perilaku, dan sebagainya.
Kata-kata yang biasa digunakan untuk membandingkan misalnya “seperti”,
“bagaikan”, “persis seperti”, dan sebagainya (Sumarlam, 2003 : 27-28). Kohesi
pengacuan komparatif tampak pada contoh berikut ini.
(9) Apa yang dilakukan hanya dua:
jika tidak membaca buku, ya melamun entah apa yang dipikirkan,persis seperti orang
yang terlalu banyak utang saja.
Satuan lingual persis seperti pada
tuturan (9) mengacu pada perbandingan persamaan antara sikap atau perilaku
orang yang melamun (duduk termenung dan pikirannya ke mana-mana) dengan sikap
atau perilaku orang yang terlalu banyak utang.
Satuan lingual yang digunakan untuk menyatakan
perbandingan dalam bahasa Prancis antara lain semblablement ‘sama’,
identiquement‘identik’, pareillement ‘demikian juga’, différent‘berbeda’,
semblable (à)‘serupa dengan’, de la même manière‘sama halnya’ dan sebagainya.
Contoh:
(10) Les
arbres en fleurs étaient pareil s àimmenses bouquets
‘pohon-pohon yang berbunga seperti karangan
bunga yang besar’.
Adjektiva Pareil (à) pada kalimat (10) di atas
membandingkan antara les arbres en fleurs‘pohon-pohon yang berbunga’
dengan immenses bouquets ‘karangan bunga yang besar’. Bentuk atau
wujud dari pohon-pohon yang berbunga terlihat seperti sebuah karangan bunga
yang besar.
Daftar Pustaka
Hasan Alwi, dkk, 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djajasudarma, T.Fatimah. 2010. Wacana. Bandung:
Refika Aditama.
Kartomihardjo, Soeseno. 1992. Analisis Wacana dan
Penerapannya. Malang: IKIP Malang.
Prayitno, Bayu Ruslan. 2009. Analisis Wacana.
Jakarta: Universitas Indonesia.
assalamualaikum wr wb. saya ingin menanyakan terkait wacana berbahasa perancis. apakah ada teori yang menunjukkan secara pasti bahwa pronom personel "me te se" merupakan referensi dalam kohesi gramatikal terima kasih wassalamulaikum wr wb
BalasHapusantiseden itu apaa lagi... bahasanya rumit amat sulit dimengerti
BalasHapusTerimakasih sdh menambah pengetahuan dan literatur.
BalasHapus