Pages

Minggu, 15 Juni 2014

Puisi-Puisi Seno Gumira Ajidarma




HARI INI SEPERTI JUGA KEMARIN
hari ini seperti juga kemarin
tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi
kemudian rawan, jatuh di bumi
lantas seperti kemarin-kemarin : matahari pagi
yogya 1976

SAJAK MALAM
setelah usai,
dentang jam dinding duabelas kali
yogya 1976


CATATAN
si bocah berjongkok dan menangis
memandang buih lautan : akukah kau cari?
suara-suara samodra menggoda manja

si bocah menangis semakin keras
dan senja mengendap, matahari berbisik
: akulah ibumu
parangtritis 1976
***

DUA GADIS CILIK
dua gadis cilik
mati terlindas di dekat pasar
sedikit darah terciprat
pada celana kuli yang tak punya anak
yogya 1976

LANGIT SEPI
langit sepi
tiga burung hitam merendah menggoda ombak
orang-orang yang berbondong ke pantai
mungkin menari saudaranya yang lenyap di seberang angin
parangtritis 1976



TEROMPET

”Seharusnya kutiup kau malam itu.”

Supaya orang-orang yang terbunuh

bangkit lagi dari kematian?

”Seharusnya kutiup kau malam itu.”

Supaya mayat-mayat yang dikubur tanpa nisan

menguak tanah yang menguruknya dan

merangkak pelan menuju gubernuran?

”Seharusnya kutiup kau malam itu.”

Supaya mereka yang tertembak bisa berjalan

ke gereja dengan tubuh berlubang dan

berdoa dengan darah di mulutnya sehingga

tak ada suara yang terdengar

selain bunyi kebencian?

”Seharusnya kutiup kau malam itu.”

Mainkan jazz saja Wynton,

kita tidak bicara politik waktu sarapan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini

About