TEORI KEPRIBADIAN PSIKOANALISIS :
Sigmun Freud
- Tokoh dan
Teori dasar Psikoanalisis
Teori
psikoanalisis di kembangkan oleh sigmun freud yang lahir pada tanggal 6 mei
1856 dan meninggal pada tanggal 23 september 1939. Pada usia 8 tahun freud
bermimpi untuk mencapai kemashuran melalui berbagai penemuan atau penelitian.
Untuk maksud tersebut freud mencoba membedah 400 belut jantan, untuk meneliti
apakah mereka mempunya testes, penelitian ini belum membuat dia terkenal
akhirnya daia mengalihkan perhatiannya pada manuasia.
Pada
tahun 1873 freud masuk fakultas kedokteran di Wina dan lulus pada tahun 1881
dengan yudisium excellent. Sebagai seorang ahli neurologi dia sering membantu
masalah-masalah pasiennya seperti rasa takut yang irrasional, obsesi dan rasa cemas.
Dalam membantu menyembuhkan masalah-masalah mental freud menggunakan prosedur
yang inovatif yang dinamakan psikoanalisis. Penggunaan psikoanalisis memerlukan
interaksi verbal yang cukup lama dengan pasien untuk menggali pribadinya yang
lebih dalam. Banyak buku yang telah di tulis freud, dan dari teori freud ini
memiliki beberapa kelemahan terutama dalam hal-hal berikut :
- Ketidaksadaran
(uniconsciousness) amat berpengaruh terhadap prilaku manusia. Pendapat ini
menunjukan bahwa manusia menjadi budak dirinya sendiri.
- Pengalaman masa kecil sangat
menentukan atau berpengaruh terhadap kepribadian masa dewasa. Ini
menunjukan bahwa manusia dipandang tidak berdaya untuk mengubah nasibnya
sendiri.
- Kepribadian manusia terbentuk
berdasarkan cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi dorongan-dorongan
seksualnya. Ini menunjukan bahwa dorongan yang lain dari individu kurang
diperhatikan.
2.
Struktur Kepribadia
Semua
teori kepribadian menyepakti bahwa manusia, seperti binatang lain, dilahirkan
dengan sejumlah insting dan motifasi. Insting yang paling dasar ialah tangisan.
Ketika lahir tentunya kekuatan motifasi dalam diri tentunya belum dipengaruhi
oleh dunia luar.kekuatan ini bersifat mendasar dan individual.
Frued
membagi struktur kepribadian kedalam tiga komponen, yaitu id, ego, dan
superego. Prilaku seseorang merupakan hasil dari interaksi antara ketiga
komponen tersebut.
- Id (Das Es)
Id
berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau
stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau
prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis
(makan, minum, tidur, dll) Prinsip kesenangan merujuk pada pencapaian kepuasan
yang segera, dan id orientasinya bersifat fantasi (maya). Untuk memperoleh
kesengan id menempuh dua cara yaitu melalui reflex dan proses primer, proses
primer yaitu dalam mengurangi ketegangan dengan berkhayal.
2.
Ego (Das Ich)
Peran
utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani
anatar id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada
prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada
proses sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional. Dalam proses
disebelumnya yaitu proses primer hanya membawanya pada suatu titik, dimana ia
mendapat gambaran dari benda yang akan memuaskan keinginannya, langkah
selanjutnya adalah mewujudkan apa yang ada di das es dan langkah ini melalui
proses sekunder. Dalam upaya memuaskan dorongan, ego sering bersifat prakmatis,
kurang memperhatikan nilai/norma, atau bersifat hedonis.
Hal
yang perlu diperhatikan dari ego adalah :
- Ego merupakan bagian dari id
yang kehadirannya bertugas untuk memuaskan kebutuhan id.
- Seluruh energy (daya) ego
berasal dari id
- Peran utama memenuhi kebutuhan
id dan lingkungan sekitar
- Ego bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan individu dan pengembanbiakannya.
- 3. Super Ego (Das Uber
Ich)
Super
ego merupak cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili
alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan
komponen kepribadian terkait dengan sytandar atau norma masyarakat mengenai
baik dan buruk, benar dan salah. Dengan terbentukny super ego berarti pada diri
individu telah terbentuk kemampuan untuk mengontrl dirinya sendiri (self
control) menggantikan control dari orang tua (out control). Fungsi super ego
adalah sebagai berikut :
- Merintangi dorongan-dorongan
id, terutama dorongan seksual dan agresif
- Mendorong ego untuk mengantikan
tujuan-tujuan relistik dengan tujuan-tujuan moralistic.
- Mengejar kesempurnaan.
(perfection)
Karakteristik
Sisitem Kepribadian Menurut Freud
ID
|
EGO
|
SUPEREGO
|
Sistem asli (the true psychic),
bersifat subjektif (tidak mengenal dunia objektif), yang terdiri dari
insting-insting dan gudangnya (reservoir) energy psikis yang digunaka ketiga
system kepribadian.
|
Berkembang untuk memenuhi
kebutuhan id yang terkait dengan dunia nyata. Memperoleh energy dari id.
Mengetahui dunia subjektif dan objektif (dunia nyata).
|
Komponen moral kepribadian,
terdiri dari dua subsistem : kata hati (yang menghukum tingkahlaku yang
salah) dan ego ideal (yang mengganjar tingkahlaku yang baik).
|
3.
Dinamika Kepribadian
Freud
memandang organisme manusia sebagai sistem energi yang kompleks. Berdasarkan
doktrin konservasi energi bahwa energi berubah dari energy fisiologis ke energi
psikis atau sebaliknya. Freud berpendapat bahwa apabila energy digunakan dalam
kegiatan psikologis seperti berfikir, maka energi itu merupakan energi psikis.
Titik tumpu atau jembatan antara energi jasmaniah dengan energi kepribadian
adalah id dan instink-instinknya. Instink-instink ini meliputi seluruh energy
yang digunakan oleh ketiga struktur kepribadian (id, ego, dan superego) untuk
menjalankan fungsinya. Dinamika kepribadian terkait dengan proses pemuasan
instink, pendistribusian energy psikis dan dampak dari ketidakmampuan ego untuk
mereduksi ketegangan pada saat bertransaksi dengan dunia luar yaitu kecemasan
(anxiety).
a. Instink
merupakan kumpulan hasrat atau keinginan (wishes). Tujuan dari instink-instink
adalah mereduksi ketegangan (tension reduction) yang dialami sebagai suatu
kesenangan.
Freud
mengklasifikasikan instink ke dalam dua kelompok, yaitu:
- Instink hidup (life instink :
eros). Instink hidup merupakan motif dasar manusia yang mendorongnya untuk
bertingkah laku secara positif atau konstruktif, berfungsi untuk melayani
tujuan manusia agar tetap hidup dan mengembangkan rasanya. Energy yang
bertanggung jawab bagi instink hidup adalah libido. Libido ini bersumber
dari erotogenic zones yaitu bagian-bagian tubuh yang sangat peka terhadap
rangasangan seperti: bibir/mulut, dubur dan organ seks).
- Instink mati (death instink :
thanatos). Instink ini merupakan motifasi dasar manusia yang mendorongnya
untuk bertingkah laku yang bersifat negative atau destruktif. Freud
meyakini bahwa manusia dilahirkan dengan mambawa dorongan untuk mati
(keadaan tak barnyawa = inanimate state). Pendapat ini didasarkan kepada
prinsip konstansi dari Fechner yaitu bahwa proses kehidupan itu cenderung
kembali kepada dunia yang anorganis. Kenyataan manusia akhirnya mati, oleh
karena itu tujuan hidup adalah mati. Hidup itu sendiri tiada lain hanya
perjalanan kea rah mati. Dia beranggapan bahwa instink ini merupakan
sisi gelap dari kehidupan manusia.
Instink
mempunyai empat macam karakteristik, yaitu : (a) sumber (source): kondisi
rangsangan jasmaniah atau needs, (b) tujuan (aim): menghilangkan rangsangan
jasmaniah atau mereduksi ketegangan, sehingga mencapai kesenangan dan terhindar
dari rasa sakit, (c) objek (object): meliputi benda atau keadaan yang berada di
lingkungan yang dapat memuaskan kebutuhan, termasuk kegiatan untuk memperoleh
objek tersebut, (d) mendorong/pergerakan (impetus): kekuatan yang bergantung
pada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan.
Sumber
dan tujuan instink bersifat tetap, sedangkan objek dan penggerak sering
berubah-berubah. Apabila energi instink digunakan untuk mensubstitusi objek
yang tidak asli, maka tingkah laku yang dihasilkannya disebut instink
derivative.
b.
Pendistribusian dan penggunaan Energi Psikis.
Dinamika
kepribadian merujuk kepada cara kepribadian berubah atau berkembang
melalui pendistribusian dan penggunaan energi psikis, baik oleh id, ego, maupun
superegoengha. Id menggunakan energi ini untuk memperoleh kenikmatan (pleasure
principle) melalui (1) gerakan refleksi dan (2) proses primer (menghayal atau
berfantasi). Mekanisme atau proses pengalihan energi dari id ke ego atau dari
id ke superego disebut identifikasi. Ego menggunakan energi untuk keperluan (1)
memuaskan dorongan atau instink melalui proses sekunder, (2) meningkatkan
perkembangan aspek-aspek psikologi, (3) mengekang menangkal id agar tidak
bertindak impulsive atau irasional dan (4) menciptakan integrasi di antara
ketiga sistem kepribadian dengan tujuan terciptanya keharmonisan dalam
kepribadian, sehingga dapat melakukan transaksi dengan dunia luar secara
efektif. Seperti halnya ego, superego memperoleh energy itu melalui
identifikasi.
Oleh
karena itu dalam proses pendistribusian energy itu terjadi persaingan antara
ketiga komponen kepribadian, maka suasana konflik diantara ketiganya tidak
dapat dielakan lagi. Disamping itu ada kemungkinan, ego mendapat tekanan yang
begitu kuat, baik dari id maupun superego.
1.
Konflik
Freud
berasumsi bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari rentetan konflik
internal yang terus menerus. Konflik (peperangan) antara id, ego, superego
adalah hal yang bisa (rutin). Feurd menyakini bahwa konflik-konflik itu
bersumber kepada dorongan-dorongan seks dan agresif.
Konflik
sering terjadi secara tidak disadari. Walaupun tidak disadari, konflik tersebut
dapat melahirkan kecemasan (anxiety). Kecemasan ini dapat dilacak dari
kekhawatiran ego akan dorongan id yang tidak dapat di kontrol, sehingga
melahirkan suasana yang mencekam/mengerikan. Setiap orang berusaha untuk
membebaskan diri dari kecemasan ini yang dalam usahanya sering menggunakan
mekanisme pertahanan ego.
2.Kecemasan
Kecemasan
mempunyai peranan sentral dalam teori psikoanalisis, kecemasan digunakan oleh
ego sebagai isyarat adanya bahaya yang mengancam. Perasaan terjepit dan
terancam disebut kecemasan (anxiety). Perasaan ini berfungsi sebagai ego bahwa
ketika dia bertahan sambil tetap mempertimbangkan kelangsungan hidup organism,
dia sebenarnya sedang berada dalam bahaya.
Freud
mengklasifikasikan kecemasan dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut:
Tipe
kecemasan
|
Pengertian
|
Kecemasan Realistik
|
Resrpon terhadap ancaman dari
dunia luar atau perasaan takut terhadap bahaya-bahaya yang nyata(real) yang
berada di lingkungan. Contoh seorang merasa takut bila di depannya ada ular.
Maka orang tersebut mengalami kecemasan realistik.
|
Kecemasan Neurotik
|
Respon yang mengancam dari
dorongan id ke dalam kesadaran. Kecemasan ini berkembang berdasarkan
pengalaman masa anak yang terkait dengan hukuman yang maya (hayalan) dari
orang tua atau orang lain yang mempunyai otoritas secara maya pula untuk
memuaskan dorongan instinknya. Neurotik adalah kata latin dari perasaan
gugup.
|
Kecemasan moral
|
Respon superego terhadap dorongan
id yang mengancam untuk memperoleh kepuasan secara “immoral”. Kecemasan ini
di wujudkan dalam bentuk perasaan bersalah (guilty feeling) atau rasa malu
(shame). Seseorang yang mengalami kecemasan ini, merasa takut akan dihukum
oleh superegonya atau katahatinya.
|
3. Mekanisme
Pertahanan Ego.
Mekanisme
pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi
kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu : (1)
tidak disadari dan (2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah)
kenyataan. Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi
yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang
menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin
menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun
kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara
tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan
atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat
diterima atau tidak terlalu mengancam.
Jenis-jenis
mekanisme pertahanan ego itu adalah sebagai berikut.
- Represi
Represi
merupakan proses penekanan dorongan-dorongan ke alam tak sadar, ka, orang atau
karena mengancam keamanan ego. Anna Freud mengartikan pula sebagai “melupakan
yang bermotivasi”, adalah ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang
atau peristiwa yang menakutkan. Represi merupakan mekanisme pertahanan dasar
yang terjadi ketika memori, pikiran atau perasaan (kateksis objek = id) yang
menimbulkan kecemasan ditekan keluar dari kesadaran oleh antikateksis (ego).
Orang cenderung merepres keinginan atau hasrat yang apabila
dilakukan dapat menimbulkan perasaan bersalah (guilty feeling) dan konflik yang
menimbulkan rasa cemas atau merepres memori (ingatan) yang meyakitkan.
2.
Projeksi
Projeksi
merupakan pengendalian pikiran, perasaan, dorongan diri sendiri kepada orang
lain. Dapat juga diartikan sebagai mekanisme perubahan kecemasan neurotik dan
moral dengan kecemasan realistik. Anna freud mengatakan projeksi sebagai
penggantian kea rah luar atau kebalikan dari melawan diri sendiri, mekanisme
ini meliputi kecendrungan untuk melihat hasrat anda yang tidak bisa diterima
oleh orang lain. Projeksi memungkinkan orang untuk mengatakan dorongan yang
mengancamnya dengan menyamarkanya sebagai pertahanan diri. Projeksi bertujuan
untuk mengurangi pikiran atau perasaan yang menimbulkan kecemasan.
3.
Pembentukan Reaksi (Reaction Formation).
Pembentukan
reaksi atau reaksi formasi ialah suatu mekanisme pertahanan ego yang
mengantikan suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan
atau kebalikannya dalam kesadarannya (Hall dan Gardner). Dapat juga di artikan
pergantian sikap dan tingka laku dengan sikap dan tingkah laku yang berlawanan.
Bertujuan untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan yang dapat menimbulkan
kecemasan. Mekanisme ini biasanya ditandai dengan sikap atau perilaku yang
berlebihan atau bersifat kompulsif, biasanya dari perasaan yang negatif ke
positif meskipun kadang-kadang terjadi dari negatif ke positif. Dalam hal ini
Freud berpendapat bahwa laki-laki yang suka mencemoohkan homoseksual merupakan
ekspresi dari perlawanannya akan dorongan-dorongan homoseksual dalam dirinya
sendiri.
4.
Pemindahan Objek (Displacement)
Displacement
adalah suatu mekanisme pertahanan ego yang mengarahkan energi kepada objek atau
orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa
dijangkau, Corey (2003:19). Menurut Poduska (2000:119) displacement ialah
mekanisme pertahanan ego dengan mana anda melepaskan gerak-gerik emosi yang
asli, dan sumber pemindahan ini dianggap sebagai suatu target yang aman.
Mekanisme pertahanan ego ini, melimpahkan kecemasan yang menimpa seseorang
kepada orang lain yang lebih rendah kedudukannya.lebih lanjut dikatakan
pemindahan objek ini merupakan proses pengalihan perasaan (biasanya rasa marah)
dari objek (target) asli ke objek pengganti. Contohnya: seorang pegawai yang
dimarahi atasannya di kantor, pada saat pulang dia membanting pintu dan
marah-marah pada anaknya.
5.
Faksasi
Faksasi
ini merupakan mekanisme yang memungkinkan orang mengalami
kemandegan dalam perkembangannya, karena cemas untuk melangkah ke
perkembangan berikutnya. Faksasi ini bertujuan untuk
menghindari dari situasi-situasi baru
yang dipandang berbahaya atau mengakibatkan
frustasi. Contohnya anak usia 7 tahun masih ngeisap jempol
dan belum berani berpergaian tanpa ibunya.
6.
Regresi
Regresi
adalah kembali ke masa-masa di mana seseorang mengalami tekanan
psikologis. Kerika kita menghadapi kesulitan atau ketakutan,
perilaku kita sering menjadi kekanak-kanakan atau
primitif. Dapat dikatakan
pula pengulangan kembali
tingkah laku yang cocok bagi tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perikaku
kekanak-kanakan). Contohnya seorang yang baru pensiun
akan berlama-lama duduk di kursi
goyang dan bersikap seperti anak-anak,
serta menggantungkan hidupnya pada isntrinya.
7.
Rasionalisasi
Rasionalisasi
merupakan penciptaan kepalsuan (alas an-alasan) namun dapat masuk akal sebagai
upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat diterima.
Menurut Berry (2001:82), rasionalisasi ialah mencari
pembenaran atau alasan bagi prilakunya, sehingga manjadi lebih bisa diterima oleh
ego daripada alasan yang sebenarnya. Rasionalisasi ini terjadi apabila individu
mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, dorongan atau keinginannya. Dia
mempersepsikan kegagalan tersebut sebagai kekuatan yang mengancam keseimbangan
psikisnya (menimbulkan rasa cemas).
8.
Sublimasi
Sublimasi
adalah mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam
bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-bentuk
yang bisa diterima secara sosial. Dengan kata lain sublimasi ini merupakan
pembelotan atau penyimpangan libido seksual kepada kegiatan yang secara sosial
lebih dapat diterima. Dalam banyak cara, sublimasi merupakan mekanisme
yang sehat, karena energi seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud
seluruh bentuk aktivitas positif dan kreatif aadalah sublimasi, terutama
sublimasi hasrat seksual.
9.
Identifikasi
Identifikasi
merupakan proses memperkuat harga diri (self-esteem) dengan membentuk suatu
persekutuan (aliansi) nyata atau maya dengan orang lain, baik seseorang maupun
kelompok. Identifikasi ini juga merupakan satu cara untuk mereduksi ketegangan.
Identifikasi ini dilakukan kepada orang-orang yang dipandang sukses atau
berhasil dalam hidupnya. Identifikasi dengan penyerangan adalah bentuk
introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum atau positif,
tapi dari sisi negatif.
4.
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan
manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari
proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa.
Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan
dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan
sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang
terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap
oral, tahap anal, tahap halik, tahap laten, dan tahap genital.
Freud
yakin “Anak adalah ayah manusia” adalah menarik menentukan preferensi kuat pada
penjelasan genetik atas tingkah laku orang dewasa semacam itu, Sementara Freud
sendiri jarang menyelidiki anak-anak kecil secara langsung. Ia lebih suka
melakukan menyelidiki struksi tentang kehidupan masa silam seseorang
berdasarkan evidensi yang terdapat dalam ingatan-kenangannya di masa dewasa.
Kepribadian
berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yaitu (a)
proses pertumbuhan fisiologis, (b) frustasi-frustasi, (c) konflik-konflik, dan
(d) ancaman-ancaman. Sebagai akibat langsung dari meningkatnya ketegangan yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber ini, sang pribadi terpaksa mempelajari
cara-cara baru mereduksikan tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksudkan
dengan perkembangn kepribadian.
Identifikasi
dan pemindahan (displacement) adalah dua cara yang digunakan individu untuk belajar
mengatasi frustrasi-frustrasi, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan.
Identifikasi
dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk mengambil alih
ciri-ciri orang lain dan menjadikanya bagian yang tak terpisahkan dari
kribadiannya sendiri. Freud lebih suka memakai istilah identifikasi daripada
imitasi karena ia berpendapat bahwa imitasi mengandung arti sejenis peniruan
tingkah laku yang bersifat dangkal dan sementara padahal ia menginginkan suatu
kata yang mengandung pengertian tentang sejenis pemerolehan (acquisition) yang
kurang lebih bersifat permanen kepada kepribadian.
Identifikasi
juga merupakan cara dengan mana orang dapat memperoleh kembali suatu objek yang
telah hilang. Dengan mengidentifikasikan diri dengan orang terkasih yang telah
meninggal atau terpisah, maka orang yang telah hilang itu dijelamakan kembali
dalam bentuk ciri tertentu yang meresap atau melekat pada kepribadian
seseorang. Identifikasi semacam ini merupakan dasar pembentukan superego.
Struktur
final kepribadian merupakan akumulasi berbagai identifikasi yang dilakukan pada
berbagai masa kehidupan seseorang, kendati ibu dan ayah mungkin merupakan
tokoh-tokoh identifikasi terpenting dalam kehidupan seseorang.
Pemindahan
objek asli yang dipilih instink tidak dapat dicapai karena adanya rintangan
baik dari luar maupun dari dalam (anti-kateksis), maka suatu represi yang kuat.
Apabila kateksis yang baru itu juga terhalang, maka akan terjadi pemindahan
lain, demikian seterusnya sampai ditemukan objek yang mampu untuk mereduksikan
tegangan habis, dan segera dicari lagi suatu objek tujuan yang cocok. Sepanjang
rangkaian pemindahan yang banyak dan yang merupakan perkembangan kepribadian,
sumber dan tujuan instink tetap, hanya objeknya yang berubah-ubah.
Minat-minat,
keterikatan-keterikatan dan semua bentuk lain motif-motif yang diperoleh tetap
bertahan karena gagal memberikan kepuasan yang sempurna. Setiap kompromi
sekaligus adalah penolakan. Seseorang melepaskan sesuatu yang sesungguhnya
diinginkannya tetapi tidak dapat dimilikinya, dan menerima sesuatu yang kedua
atau ketiga terbaik yang dapat dimilikinya (Hall, 1954). Freud mengemukakan
bahwa perkembangan peradaban di mungkinkan oleh pengekangan terhadap
pemilihan-pemilihan objek primitive serta pengalihan energy instink ke saluran-saluran
yang dapat diterima oleh masyarakat dan secara cultural kreatif. Suatu
pemindahan yang menghasilkan prestasi kebudayaan yang lebih tinggi disebut
sublimasi.
Arah
yang ditempuh pemindahan ditentukan oleh dua faktor. Faktor-faktor ini adalah (a)
kemiripan objek pengganti dengan objek aslinya, dan (b) sanksi-sanksi dan
larangan-laranganyang diterapkan masyarakat.
- Tahapan-tahapan Perkembangan
Anak
melewati serangkaian tahap yang secara dinamis berlainan selama lima tahun
pertama kehidupan, kemudian suatu periode lima atau eman tahun berikutnya
periode-laten-dinamika tersebut kurang lebih menjadi stabil. Dengan datangnya
masa adolesen, dimanika itu muncul lagi kemudian secara bertahap menjadi tenang
ketika remaja memasuki dewasa. Bagi Freud tahun-tahun pertama kehidupan yang
hanya beberapa itu memiliki peranan yang menentukan bagi pembentukan
kepribadian. Masing-masing tahap perkembangan selama lima tahun pertama
ditentikan oleh cara-cara reaksi suatu zona tubuh tertentu.
a.
Tahap Oral
Sumber
kenikmatan pokok yang berasal dari mulut adalah makan. Dua macam aktivitas
oral ini, yaitu menelan makanan dan mengigit, merupakan prototipe bagi
banyak ciri karakter yang berkembang di kemudian hari. Karena tahap oral ini
berlangsung pada saat bayi sama sekali tergantung pada ibunya untuk memdapatkan
makanan, pada saat dibuai, dirawat dan dilindungi dari perasaan yang tidak
menyenangkan, maka timbul perasaan-perasaan tergantung pada masa ini. Frued
berpendapat bahwa simtom ketergantungan yang paling ekstrem adalah keinginan
kembali ke dalam rahim.
b.
Tahap Anal
Setelah
makanan dicernakan, maka sisa makanan menumpuk di ujung bawah dari usus dan
secara reflex akan dilepaskan keluar apabila tekanan pada otot lingkar dubur
mencapai taraf tertentu. Pada umur dua tahun anak mendapatkan pengalaman
pertama yang menentukan tentang pengaturan atas suatu impuls instingtual oleh
pihak luar. Pembiasaan akan kebersihan ini dapat mempunyai pengaruh yang sangat
luas terhadap pembentukan sifat-sifat dan nilai-nilai khusus. Sifat-sifat
kepribadian lain yang tak terbilang jumlahnya konon sumber akarnya terbentuk
dalam tahap anal.
c.
Tahap Phalik
Selama
tahap perkembangan kepribadian ini yang menjadi pusat dinamika adalah
perasaan-perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya
organ-organ genetikal. Kenikmatan masturbasi serta kehidupan fantasi anak yang
menyertai aktivitas auto-erotik membuka jalan bagi timbulnya kompleks
Oedipus. Freud memandang keberhasilan mengidentifikasikan kompleks
Oedipus sebagai salah satu temuan besarnya.
Freud
mengasumsikan bahwa setiap orang secara inheren adalah biseksual, setiap jenis
tertarik pada anggota sejenis maupun pada anggota lawan jenis. Asumsi tentang
biseksualitas ini disokong oleh penelitian terhadap kelenjar-kelenjar endokrin
yang secara agak konklusif menunjukkan bahwa baik hormon seks perempuan
terdapat pada masing-masing jenis. Timbul dan berkembangnya kompleks Oedipus
dan kompleks kastrasi merupakan peristiwa-peristiwa pokok selama masa phalik
dan meninggalkan serangkaian bekas dalam kepribadian.
d.
Tahap Latensi
Masa
ini adlah periode tertahannya dorongan-dorongan seks agresif. Selama masa ini
anak mengembangkan kemampuannya bersublimasi ( seperti mengerjakan tugas-tugas
sekolah, bermain olah raga, dan kegiatan lainya). Tahapan latensi ini antara
usia 6-12 tahun (masa sekolah dasar)
e.
Tahap Genital
Kateksis-kateksis
dari masa-masa pragenital bersifat narsisistik. Hal ini berarti bahwa individu
mendapatkan kepuasan dari stimulasi dan manipulasi tubuhnya sendiri sedangkan
orang-orang lain dikateksis hanya karena membantu memberikan bentuk-bentuk
tambahan kenikmatan tubuh bagi anak. Selama masa adolesen, sebagian dari cinta
diri atau narsisisme ini disalurkan ke pilihan-pilihan objek yang sebenarnya.
Kateksis-kateksis
pada tahap-tahap oral, anal, dan phalik lebur dan di sistensiskan dengan
impuls-impuls genital. Fungsi biologis pokok dari tahap genital tujuan ini
dengan memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu.
Meskipun
demikian Freud membedakan empat tahap perkembangan kepribadian, namun ia tidak
mengasumsikan bahwa terdapat batas-batas tajam atau transisi-transisi yang
mengejutkan dalam peralihan dari satu tahap ke tahap yang lain. Bentuk akhir
organisasi kepribadian menurut hasil sumbangan dari keempat tahap itu.
5.
Implikasi Teori Kepribadian Psikoanalis Terhadap Bimbingan dan Konseling
Psikoanalisis
dipandang sebagai pendekatan atau metode terapi (Bimbingan dan Konseling). Ada
beberapa Implikasi teori psikoanalisis terhadap bimbingan dan konseling, yaitu
sebagai berikut ;
- Tujuan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
dan Koseling bertujuan untuk ;
-
Memperkuat ego, sehingga mampu mengontrol dorongan-dorongan instrinsik
-
Meningkatkan kemampuan individu dalam bercinta dan bekerja
2.
Metode Bimbingan dan Konseling
Yang
menjadi fokus utama bimbingan dan konseling adalah represi yang tidak
terpecahkan, dengan cara menganalisa pengalaman masa lalu pasien. Beberapa
metode yang dapat diterapkan yaitu;
1)
Asosiasi Bebas
Klien
diminta untuk mengatakan (mengungkapkan) apa saja yang berada dalam pikirannya
(perasaannya).
2)
Analisis Mimpi
Untuk
menelusuri akar masalah yang dialami klien dapat dengan cara mengungkapkan isi
mimpinya, karena ketika tidur maka keadaan ego menjadi lemah untuk mengontrol
dorongan-dorongan Id atau hal-hal yang tidak disadari, sehingga dapat mendesak
ego untuk memuaskannya.
3)
Interpretasi
Setelah
masalah pasien diketahui secara jelas, kemudian konselor mulai menginterpretasi
masalah klien, dan terdorong untuk mengakui ketidaksadarannya baik terkait
dengan pikiran, kegiatan atau keinginan-keinginannya.
4)
Resistansi
Sikap
resisten dipicu oleh ketidaksadaran dan pertahanan diri yang terancam,
resistensi klien dinyatakan dalam banyak cara seperti; tidak menepati janji,
menolak interpretasi dan banyak mengahabiskan waktu untuk diskusi
5)
Transferensi
Transferensi
terjadi ketika klien merespon analisa konselor sebagai figure orangtua, respon
ini bisa bersifat positif dan bisa juga negative tergantung pada suasana
emosional yang dialaminya, sehingga dapat menimbulkan terjadinya reaksi-reaksi
atau konflik-konflik lama.
Reaksi
transferensi klien terhadap konselor dipengaruhi oleh prasangka-prasangka yang
tidak realistic sebagai refleksi dari suasana emosional masa lalunya.
6.
Komentar Para Ahli tentang Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Teori
psikoanalisis dipandang banyak orang sebagai teori yang controversial, terutama
yang terkait dengan pelecehan harkat – martabat manusiadan kesucian
agama. Freud tidak menempatkan manusia tidak lebih mulia daripada hewan.
Komentar
para ahli antara lain ;
-
Djamaludin A dan Fuat NS 1994:68
“Kita
semua tahu setengah abad lebih yang silam, penelitian – penelitian yang
dilakukan Charles Darwin dan kolega-koleganya telah mengakhiri kecongkakan
manusia, sungguh manusia bukanlah makhluk yang berbeda apalagi lebih unggul
dari pada binatang.”
-
Malik B Badri 1986 :43
Mengemukakan
bahwa para psikolog bereksperimen dan menganut aliran tingkah laku mengkritik teori
psikoanalisis hanya sebagai spekulasi yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya
melalui observasi dan oleh karena itu tidak ilmiah.
-
Muh.Quthb, 1989:24
Carl
Gustav Jung dalam bukunya “Memorial of Freud” mengatakan “Freud telah berwasiat
kepadaku, bahwa wajib menghancurkan semua kepercayaan agama.”
-
Hartman (Bapak psikologi ego)
Ego
tidak berkembang dari id, karena setiap system adalah asli, predisposisi yang
inhern, dan masing-masing independen dalam perkembangannya. Proses ego dinetralisasi
dari energy seksual dan agresif. Fungsi ego bukan reality testing sebagai
pemuas id, akan tetapi adavtive function terhadap dunia luar. Inilah cognitive
processes seperti mempersepsi, mengingat dan berpikir.
-
Ronald Fairbairn
Mengemukakan
;
- Ego berada sejak lahir, yang
memiliki struktur dinamika sendiri, dan sumber energy sendiri
- Dalam kenyataan, yang ada hanya
ego, sedangkan id tidak ada. Oleh karena itu tidak ada konflik antara id
dan ego
- Ego berfungsi untuk mencari
(seek), menemukan (find), dan membangun relasi dengan objek-objek di dunia
luar.