Pages

Senin, 07 Maret 2016

ANALISIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTURALISME DAN SEMIOTIK PADA PUISI BUNGA PADI DAN ALANG-ALANG” KARYA LUPITA LUKMAN



Nama    : Muh.Harjum Nurdin
NIM       : 1351040007
Kelas     : ‘A’ . Pendidikan BSI.
 
ANALISIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTURALISME DAN SEMIOTIK PADA PUISI BUNGA PADI DAN ALANG-ALANG” KARYA LUPITA LUKMAN


BUNGA PADI DAN ALANG-ALANG
(Lupita Lukman)

menjumpai kamu

di bibirmu tumbuh bunga padi dan alang-alang

kadang aku mengira bunga padi adalah alang-alang
kerap tak sengaja kucabut alang-alang yang ternyata bunga padi.

Bibirmu seringkali bergerak
Membuat serbuk ilalang dan bunga padi hambur
Beberapa diantaranya masuk kedalam telingaku
Seperti janji yang amat mengganggu

Padahal kerap kulihat tangan kulit langsat
Atau hitam pekat mencabut salah satu
Lalu memaksa memasukkannya pula kemulutku

Puah!! Sungguh sisa luka tak mampu kutelan Cuma-Cuma,
Atau kembali tanam dalam ladang sukma
Ada mahar segala nestapa juga rupa wangsaka”

Dan kumuntahkan keduanya
Tak ada tempat untuk harapan dan kesia-siaan
Kubiarkan saja ia tumbuh di pekarangan lain
Subur di bibir lain
Atau bibirmu yang semakin hari
Tunai membuatku tak mengenalmu.




A.    Analisis Puisi Berdasarkan Analisis Struktural
Analisis Struktur Lahir
a. Tipografi (perwajahan)
Perwajahan puisi berupa baris-baris yang tidak memenuhi larik atau permukaan kertas. Penyusunan baris teratur bermula dari batas kiri yang rata, tanpa ada bait atau baris yang menjorok ke dalam.
b. Diksi
Analisis diksi dibagi menjadi dua, pertama adalah berdasarkan jenis kata, yang kedua berdasarkan penyimpangan-penyimpangan kata.
1. Berdasarkan jenis kata dalam puisi
• Lambang: kamu, di bibirmu, telinga,
• Utterance: memaksa, tunai, mengenalmu, mahar
• Simbol : tumbuh, bunga padi, alang-alang, cabut, bergerak, serbuk ilalang, hambur, tangan kuning langsat, hitam pekat, mencabut, memaksa, kutelan, tanam, ladang, kumuntahkan, pekarangan, subur, tunai.
2. Berdasarkan penyimpangan-penyimpangan kata
• Penyimpangan leksikal
 Tak yang berasal dari kata tidak yang mengalami penyederhanaan ucapan untuk mencapai keselarasan lagu dalam puisi dan untuk keindahan puisi.
Ø
(bait ketiga) kerap tak sengaja kucabut alang-alang yang ternyata bunga padi
(bait keenam) “puah! Sungguh sisa luka tak mampu kutelan Cuma-Cuma
(bait ketujuh) tak ada tempat untuk harapan dan kesia-siaan
(bait ketujuh) tunai membuatku tak mengenalmu
• Penyimpangan semantis
 Bunga padi dan alang-alang : dalam puisi ini bunga padi dan alang-alang adalah kata-kata yang tidak bisa dibedakan kebenaran dan ketidakbenarannya. Penyair menganalogikan kata-kata jujur dan kata-kata tidak jujur sebagai bunga padi dan alang-alang yang memang secara fisik hampir sama sehingga sulit dibedakan.
Ø

(bait kedua)
di bibirmu tumbuh bunga padi dan alang-alang
(bait ketiga)
kadang aku mengira bunga padi adalah alang-alang
kerap tak sengaja kucabut alang-alang yang ternyata bunga padi
 Serbuk ilalang dan bunga padi: serbuk ilalang dan bunga padi bermakna kata-kata yang terucap dari bibir si “kau”.
Ø
(bait keempat) membuat serbuk ilalang dan bunga padi hambur
 Hambur: Hambur adalah kata yang tepat untuk menunjukkan keluarnya serbuk-serbuk dari bunganya dan memiliki sinonim dengan kata keluar. Sehingga hambur itu dalam puisi ini bermakna keluar, terucap dengan tidak beraturan.
Ø
(bait keempat) membuat serbuk ilalang dan bunga padi hambur
 Bergerak: Yang dimaksud bergerak dalam konteks ini adalah bergerak yang sebenarnya, tetapi bukan sekadar bergerak. Ia bergerak dengan mengucapkan kata-kata.
Ø
(bait keempat) bibirmu sering kali bergerak
 Tanam: Makna yang diambil dari kata tanam adalah persamaan prosesnya dengan kata tumbuh, tanam dituliskan untuk keserasian dengan bunga padi dan alang-alang, sementara prosesnya adalah untuk menyatakan adanya suatu rasa atau luka hati yang terus-menerus di dalam hati.
Ø
(bait keenam) atau kembali tanam dalam ladang sukma
 Ladang: Ladang adalah kata umum untuk menyatakan suatu tanah lapang yang digunakan untuk menanam tumbuhan. Makna yang terdapat dalam puisi bukan lading secara fisik, hanya sifatnya yang digunakan sebagai penggambaran tempat tumbuhnya perasaan di dalam hati.
Ø
(bait keenam) atau kembali tanam dalam ladang sukma
 Kumuntahkan: Makna yang umum, memuntahkan adalah memuntahkan sesuatu dari dalam perut yang berwujud fisik. Sementara makna yang terkandung di dalam puisi ini, memuntahkan artinya adalah menolak, tidak mempercayai perkataan- dari si “kau” lagi.
Ø
(bait ketujuh) dan kumuntahkan keduanya
 Pekarangan: Makna pekarangan bukanlah pekarangan rumah, tetapi hati orang lain yang mau menerima si “kau”.
Ø
(bait ketujuh) kubiarkan saja ia tumbuh di pekarangan lain
• Penyimpangan fonologis
Tidak ada penyimpangan fonologi dalam puisi ini karena semua katanya sesuai dengan kata-kata yang umum digunakan.
• Penyimpangan morfologis
 Kedalam (masuk kedalam telingaku). Kedalam seharusnya dipisah, yaitu ke dalam.
Ø
 Diantaranya (beberapa diantaranya masuk kedalam telingaku). Yang benar ‘di’ dan ‘antaranya’ dipisah sehingga menjadi ‘di antaranya’.
Ø
 Seringkali (bibirmu seringkali bergerak). Seringkali adalah gabungan kata, dan penulisannya dipisah, sehingga menjadi sering kali.
Ø
 Tanam (atau kembali tanam dalam ladang sukma). Dalam struktur kalimat supaya terjalin makna yang tidak ambigu, yang benar adalah tertanam, atau ditanam, sehingga kalimat tersebut mempunyai makna yang lebih jelas. Tanam juga dapat dimasukkan ke dalam penyimpangan semantis karena dapat juga memiliki arti tumbuh dalam konteks puisi ini.
Ø
• Penyimpangan historis
 Nestapa dan wangsaka (ada mahar segala nestapa juga rupa wangsaka). Nestapa dan wangsaka merupakan kata yang sudah tidak umum digunakan atau bahkan tidak digunakan lagi dalam bahasa sekarang. Nestapa berarti sangat sedih.
Ø
• Penggunaan dialek
 Kerap (kerap tak sengaja kucabut alang-alang yang ternyata bunga padi). Kerap adalah kata-kata dalam bahasa jawa yang berarti sering.
Ø
 Pula (lalu memaksa memasukkannya pula ke mulutku). Pula adalah bahasa minang yang artinya juga.
Ø
3. Bunyi
• Onomatope: puah! Kata puah digunakan untuk menirukan suara orang memuntahkan sesuatu atau muntah.
4. Enjambemen
Pemenggalan kalimat di dalam puisi ini sudah sesuai, akan tetapi pemenggalan baitnya tidak beraturan. Satu bait tidak membuahkan satu makna, tapi makna sambung-menyambung pada bait-bait yang terpisah secara bebas.
5. Imaji (Citraan)
• Citraan cecapan
 Puah! Sungguh sisa luka tak mampu kutelan Cuma-Cuma.
Ø
 Dan kumuntahkan keduanya.
Ø
Kata kutelan dan kumuntahkan menimbulkan bayangan atau konsep yang berhubungan dengan indra pengecap yaitu lidah, sehingga termasuk imaji cecapan.
• Citraan dengaran
 Beberapa diantaranya masuk ke dalam telingaku.
Ø
Masuk ke dalam telinga sudah pasti berhubungan dengan telinga yang dapat mendengar, benda atau zat apakah yang bisa masuk dan dirasakan telinga selain bunyi? Sehingga kalimat tersebut memberi gambaran mengenai suara-suara yang didengar oleh si aku dalam puisi tersebut dan suara-suara itu berupa ucapan-ucapan dari si kau di dalam puisi.
• Citraan gerakan
 Memaksa memasukkannya pula ke mulutku
Ø
 Bibirmu seringkali bergerak
Ø
 Membuat serbuk ilalang dan bunga padi hambur
Ø
 Beberapa diantaranya masuk ke telingaku
Ø
Kata-kata memasukkan, bergerak, hambur, dan masuk merupakan kata kerja yang disertai gerakan sehingga dapat menimbulkan bayangan angan tentang sesuatu yang bergerak, misalnya kutipan pertama, memaksa memasukkannya pula ke mulutku, maka yang mungkin saja timbul dalam bayangan adalah seseorang menggunakan tangannya untuk memaksa memasukkan sesuatu ke dalam mulut si aku, yang tentunya pemaksaan itu disertai gerakan memasukkan. Begitu juga dengan kutipan-kutipan selanjutnya.
• Citraan lihatan
 Menjumpai kamu
Ø
 Kerap kulihat tangan kuning langsat.
Ø
Menjumpai berarti berjumpa, ketika berjumpa seseorang pastilah melihat yang dijumpainya itu, sehingga menimbulkan citraan lihatan, begitu juga dengan kata kulihat yang tentunya juga termasuk citraan lihatan.
• Citraan rabaan
 Kerap tak sengaja kucabut
Ø
Atau hitam pekat mencabut
Kucabut merupakan kata kerja mencabut sesuatu, yang kita ketahui ketika mencabut sesuatu pastilah tangan atau alat yang digunakan untuk mencabut itu menempel pada benda yang dicabut sehingga menimbulkan rabaan atau sentuhan, ini termasuk citraan rabaan.
6. Kata Konkret
Yang termasuk kata konkret pada puisi ini adalah tunai. (tunai membuatku tak mengenalmu). Kata tunai mengonkretkan sesuatu yang benar-benar lunas atau tuntas, sehingga dapat menggambarkan bahwa si aku di dalam puisi ini benar-benar sampai tidak mengenal kekasihnya karena terlalu sering dibohongi.
8. Bahasa Figuratif (majas)
• Metafora
 Di bibirmu tumbuh bunga padi dan alang-alang
Ø
 Padahal kerap kulihat tangan putih langsat atau hitam pekat mencabut…
Ø
Kedua kalimat tersebut menggunakan perumpamaan langsung (tidak menggunakan kata penghubung atau pembanding seperti, bagai, bak, laksana, dan sebagainya) sehingga termasuk ke dalam majas metafora.
• Simile
 Seperti janji yang amat mengganggu. Kalimat tersebut termasuk kalimat yang menggunakan majas simile karena perumpamaannya tidak langsung, menggunakan kata pembanding seperti.
Ø
• Epistrof
Di bibirmu tumbuh bunga padi dan alang-alang
Kadang aku mengira bunga padi adalah alang-alang
Kerap tak sengaja kucabut alang-alang yang ternyata bunga padi
• Eufimisme
 Atau bibirmu, yang semakin hari tunai membuatku tak mengenalmu. Menggunakan majas eufimisme karena menggunakan kata-kata yang memiliki makna lebih halus sebagai pengganti ungkapan kasar, misalnya kalimat itu lebih halus daripada kalimat, “kau pembohong.”
Ø
Analisis Struktur Batin
a. Tema
Tema puisi Bunga Padi dan Alang-Alang adalah ketidakjujuran menimbulkan ketidakpercayaan. Alasannya karena puisi ini menggambarkan atau menceritakan tentang kebingungan si aku terhadap kata-kata kekasihnya yang selalu berbohong. Ketika dipercaya ternyata berbohong, ketika tidak dipercaya ternyata jujur, sampai-sampai si aku tidak tahu kapan harus percaya dan kapan harus tidak percaya pada kekasihnya, akhirnya si aku tidak pernah percaya lagi dengan yang dibicarakan kekasihnya, si aku merasa tidak lagi mengenali sosok kekasihnya dan dia memilih pergi.
Makna yang diperoleh pembaca adalah kebohongan yang terus-menerus akan menyebabkan seseorang tidak percaya lagi kepada kita dan akhirnya dia malas berbicara dengan kita sehingga dia memilih menghindar atau malah pergi meninggalkan kita.
b. Rasa
Penyair menyikapi ketidakjujuran dengan perasaan atau sikap yang sinis, tidak suka, seperti menyindir dengan kehalusan namun menusuk perasaan. Penyair sangat tidak suka dengan ketidakjujuran itu.
c. Nada
Sikap penyair kepada pembaca adalah acuh tak acuh, penyair hanya menceritakan atau menulis puisi itu seolah-olah untuk kekasihnya, tanpa menggurui atau memarahi pembaca.
d. Suasana
Suasana yang ditimbulkan dari puisi ini adalah iba hati, kasihan dengan si aku dalam puisi dan mendukung si aku. Selain iba hati dan kasihan juga ada ketidaksukaan dengan orang-orang yang suka berbohong atau tidak jujur.






B.     Analisis Puisi Berdasarkan Analisis Semiotik

Analisis I
menjumpai kamu

Analisis II
di bibirmu tumbuh bunga padi dan alang-alang

1.      Kata tumbuh dalam KBBI adalah timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna.

      Analisis III
      kadang aku mengira bunga padi adalah alang-alang
kerap tak sengaja kucabut alang-alang yang ternyata bunga padi.

1.      Kata bunga padi dalam KBBI adalah bagian tumbuhan yang akan menghasilkan beras.
2.      Kata alang-alang dalam KBBI adalah rumput yang tinggi, umumnya tumbuh di dataran rendah, berguna sebagai makanan ternak, penahan erosi, akarnya dapat dijadikan obat tradisional; ilalang; Imperata cylindrical.


Analisis IV
Bibirmu seringkali bergerak
Membuat serbuk ilalang dan bunga padi hambur
Beberapa diantaranya masuk kedalam telingaku
Seperti janji yang amat mengganggu

1.      Kata bergerak dalam KBBI adalah berpindahdari tempat atau kedudukan (tak diam saja) mengadakan aksi.
2.      Kata serbuk dalam KBBI adalah barang yg lumat atau berbutir-butir halus (seperti tepung, abu, bubuk).
3.      Kata janji dalam KBBI adalah ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat (seperti hendak memberi, menolong, datang, bertemu): banyak -- , tetapi tidak satu pun yg ditepati


Analisis V
Padahal kerap kulihat tangan kulit langsat
Atau hitam pekat mencabut salah satu
Lalu memaksa memasukkannya pula kemulutku

1.      Kata kulit langsat dalam KBBI adalah pemalut paling luar dari buah langsat.
2.      Kata hitam pekat dalam KBBI adalah warna dasar yang serupa dengan warna arang (hitam sekali).
3.      Kata mulut dalam KBBI adalah rongga di muka, tempat gigi dan lidah, untuk memasukkan makanan (pada manusia dan binatang).



Analisis VI
Puah!! Sungguh sisa luka tak mampu kutelan Cuma-Cuma,
Atau kembali tanam dalam ladang sukma
Ada mahar segala nestapa juga rupa wangsaka”

1.      Kata luka dalam KBBI adalah belah (pecah, cedera, lecet, dsb) pada kulit karena terkena barang yang tajam dsb:
2.      Kata kutelan dalam KBBI adalah memasukkan (makanan) ke dalam pembuluh kerongkongan.
3.      Kata tanam dalam KBBI adalah melakukan pekerjaan tanam menanam.
4.      Kata mahar dalam KBBI adalah pemberian wajib berupa uang atau barang dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan ketika dilangsungkan akad nikah; maskawin.


Analisis VII
Dan kumuntahkan keduanya
Tak ada tempat untuk harapan dan kesia-siaan
Kubiarkan saja ia tumbuh di pekarangan lain
Subur di bibir lain
Atau bibirmu yang semakin hari
Tunai membuatku tak mengenalmu.

1.      Kata kumuntahkan dalam KBBI adalah keluar kembali makanan (minuman dsb) yang telah masuk ke dalam mulut atau perut: begitu tercium bau busuk,
2.      Kata tumbuh dalam KBBI adalah timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna.
3.      Kata pekarangan dalam KBBI adalah tanah atau halaman di sekitar rumah atau sekolah.
4.      Kata subur dalam KBBI adalah dapat tumbuh dengan baik, sehat dan lekas besar (berkembang biak).
5.      Kata tunai dalam KBBI adalah tidak bertanggung lagi, lunas, kontan dan ia tidak suka berutang, dan selalu membayar -- barang yang dibelinya, membayar seharga barang yg dibelinya pada saat menerima barang (tidak mengebon, tidak mengangsur); 






Sekian dan terima kasih.








0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini

About