Pages

Minggu, 04 Desember 2016

“Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Sinrilik I Manakkuk”



                                                    
      SASTRA NUSANTARA   
Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Sinrilik I Manakkuk”

              
 
         Oleh :
                                                 MUH. HARJUM NURDIN
        (1351040007)
          Kelas : A (Pendidikan)





PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
SAMPUL BUKU SINRILIK I MANAKKUK


RINGKASAN CERITA SINRILIK I MANAKKUK
       Sinrilikna I manakkuk mempunyai tema cinta kasih yang murni, antara I manakkuk dengan kekasihnya, I marabintang kamase. Dalam naskah disebutkan bahwa I manakkuk harus mengarungi lautan untuk untuk pergi mempersunting kekasihnya di negeri labbakkang.
       Untuk melaksanakan cita-citanya I manakkuk membuat sebuah perahu besar yang kayunya diambil dari dalam hutan luk (luwu). Kayu yang diberi nama landra lekleng, menurut naskah adalah kayu yang paling tua, sesuai dengan dunia ini.
       Sesungguhnya orang tua I manakkuk, terutama ibu kandungnya meminta agar mengurungkan dulu maksudnya untuk berangakat ke labbakkang. Tetapi rupanya I manakkuk sudah tidak dapat dihalangi ataupun diurungkan keberangkatannya. Apparuru la bunduk tongak, pa’pparuru bunting tongak, naung ri lakbakkang, kudanggangi purinangku ri butta ri lakbakkang. I marabintang kamase bulaeng, intanna ‘njo talak, paramatana malisi, bombanna mangalle, cinde taklopoka naung, patola giling ladaya, cinde takrimbaka bedeng, cauluk makkarenaya.
        Appoalimi angkana bulaeng, ayana anrong kalena angkana, “alla analek, ka nampa lekbakko ‘ntu naung tuju taung umuruknu bulaeng, iji rantena tokeng-tokennu, ponto gallang ri bangkennu, anne ri kamma-kammaya, nu lamange ri parang bali”. Tena memang nyoknyokanna, anak I manakkuk, la ilaha illallah, tena memang…… Na nikiokammo bedeng bulaeng, panritana lemo-lemo, nipasikiomi naung pabingkunna bonerate….. la nitakbangammo ‘nne parekang la dongkokanna, anak-anaka na cakdi, lonronga na beru bakkak. Na nitakbanggammo ‘njo kayua. Ia nipareka ‘njo dongkokang, naboyangasengi bayaona kodong, sangge pakgalanggammi naung panreppekanna bayaona.
      Naummi ri paratiwina I rawaia lekbak. Anne ri kamma-kammaya bulaeng, niak tommo ‘njo gulinna, niak tommo sangkilanna. Jarimi dongkokanna, ammawammi mattompok jeknek.
       Demikianlah, setelah perahunya telah siap dan alat, bekal, serta perlengkapan lainnya telah rampung, I mankkuk disertai inanga pengasuhnya meninggalkan Bone, kampong halamannya.
       Setelah beberapa hari mengarungi lautan yang penuh halangandan rintangan, tibalah ia diperairan bantaeng. Ditanyakannya negeri apa yang ada di atas itu. Dijawab bahwa itulah yang disebut negeri bantaeng. I manakkuk ingin singgah di bantaeng. Inang pengasuhnya menasehatinya agar membatalkan maksudnya karena dinegeri ini sangat banyak ilmu gaib, antara lain ada yang disebut jalarambakna bantaeng tappukserokna bantaeng, laklakanna lembang cina dan lain-lain….” Semuanya dapat memberikan bahanya pada dirimu anak”. Tetapi I manakkuk tidak mengindahkan semua peringatan itu dan tetap akan naik ke bantaeng.
       Demikianlah ia memasuki daeraha bantaeng lalu dibunyikannya meriam dari perahunya, sehingga menjadikan raja dan permaisuri marah. Maka diutuslah utusan untuk menemui orang perahu itu sekaligus dimintai denda dan cukai malahan ia dimintai agar segera meninggal di pelabuhan setelah membayar cukainya. Tetapi alangkah kagetnya pesuruh itu setelah menemui orang diperahu ternyata bukanlah pedagang biasa, melainkan seorang putra bangsawan dari bone. Sesungguhnya orang ini adalah kemanakan raja bantaeng sendiri.
       Demikianlah, setelah suruhan kembali melaporkan pembicaraannya dengan I mankkuk, permaisuri sangat kaget dan menyesali pesuruh itu. Pada mulanya permaisuri menyuruh putrinya yang bernama sitti cina ri bantaeng pergi menemui dan mengundang sepupunya. Tapi karena putrid keberatan demi kehormatannya sehingga terpaksalah permaisuri sendiri yang turun ke perahu I manakkuk.
       Setelah I manakkuk naik ke istana bantaeng di adakanlah permainan raga. Pada mulanya I manakkuk selalu gagal dan kalah. Tetapi setelah ia mengeluarkan raga miliknya yang terbuat dari emas, maka keadaan terbalik yaitu lawan sepermainan semua gagal sedangkan I manakkuk dengan lincah mempermainkan raganya.
       Setelah berada di bantaeng dengan beberapa peristiwa yang ajaib I manakkuk meneruskan pelayarannya. Tetapi sangatlah anehnya karena walaupun telah berlayar sehari semalam namun perahunya pada suatu tempat tiba-tiba I manakkuk beserta seluruh anak pesuruhnya terserang penyakit gatal rupanya pada waktu itu mereka terkena ilmu gaib bernama laklakkanna lembang cina. Untunglah pada akhirnya dapat diatasi dan perahu melanjutkan pelayarannya. Barombong dan ujung pandang telah dilalui dan akhirnya tiba di lakbakkang.
       Begitu tiba di pelabuhan lakbakkang, I manakkuk membunyikan lagi meriamnya. Mendengar suara meriam ini somba lakbakkang menjadi marah dan mengirim utusan untuk menemui orang perahu di pelabuhan. Ia disuruh membayar cukai kemudian segera meninggalkan perairan lakbakkang.
       Tetapi sangatlah kagetnya suruhan ini karena orang perahu itu bukanlah sembarang orang melainkan I manakkuk bagsawan dari bone yang menagaku ke mekan dari somba lakbakkang.
       Utusan kembali menemui raja dan permaisuri lakbakkang. Semua pembicaraannya dengan I manakkuk disampaikan kepada raja dan permaisuri…
       Karena I marabintang kamase putri raja labbakkang tidak bersedia turun ke perahu untuk menjemput I manakkuk sehingga terpaksa permaisuri pergi menemui I manakkuk. I manakkuk bersedia menemui undangan asalkan dibangunkan istana di tanah teko.
       Terpaksalah somba (raja) labbakkang mengerahkan semua rakyatnya untuk membuat sebuah istana lengkap dengan pasar tempat permainannya di negeri teko .
       Tersiarlah berita bahwa negeri teko labbakkang terdapat sebuah istana yang indah lengkap dengan pasar dan tempat permainan milik I manakkuk.
       Berita inipun sampai ketelinga I nojeng di pulau jawa. I nojeng meninggalkan jawa menuju labbakkang. Setelah tiba I nojeng di labbakkang menjadi bingunglah raja labbakkang karena diketahui bahwa anaknya akan menjadi rebutan. Maka disurunyalah I manakkuk mengawini segera putrinya I marabintang kamase dan memboyongnya pulang ke bone. Tetapii manakkuk si kepala batu dan pemberani ini menolak nasehat raja labbakkang mertuanya  dan bersedia menghadapi I nojeng.
       Pada mulanya hanyalah ayam yang dipersabungkan dan di dalam sambungan ini ayam I nojeng kalah. Ia meminta izin kepadai manakkuk untuk kembali ke perahunya memberitakan kekalahannya kalau bukan karena permintaan I mara bintang kamase istrinya, I manakkuk tidak mengizinkan I nojeng pulang ke perahunya karena curiga hanyalah siasat belaka.
       Kecurigaan I manakkuk memang benar karena I nojeng datang menyerang di belakang, tetapi dapat dipukul mundur oleh I manakkuk. I nojeng mengirim berita untuk meminta bantuan dari jawa. Tetapi sangat disayangkan karena setelah bantuan tiba I nojeng sudah tiada. Bala bantuan dari jawa ini kemudian menggempur pasukan labbakkang dan jampua yang kemudian dapat menewaskan I manakkuk.
       Untunglah tubuh I manakkuk dibaringkan bersama jenazah I mara bintang kamase di atas selembar sarung mukjizat pemberian seorang orang tua dari jawa. Setelah kedua jenazah ditutup dengan sarung itu kemudian disirami air keduanya hidup kembali kemudian hidup rukun dan istananya yang megah.
Demikianlah secara singkat cerita singkat sinrilikna I manakkuk.

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK SINRILIK I MANAKKUK
A.  Unsur Intrinsik
1.      Tema
Tema dalam cerita ini ialah kasih yang murni antara I manakkuk dengan kekasihnya I marabintang kamase.
2.      Tokoh dan Karakter Tokoh
-          I Manakkuk: mempunyai watak jiwa pemberani dan pembangkan seperti pada kutipan Disebutkan dalam naskah bahwa I manakkuk untuk pergi mengunjungi kekasihnya, ia harus melayari lautan yang pada masa itu cukup jauh untuk dilayari. Karena pelayaran ini memerlukan waktu beberapa hari, tentu persiapan harus lengkap dan matang. Besarnya ombak dan kencangnya angin cukup membahayakan apabila persiapan dan keterampilan berlayar tidak cukup. Untuk melukiskan bagaimana sulitnya pelayaran yang dilalui berikut ini dilukiskan bahwa, : Nalangga-langgami naung bombing ri book ri dallekang, natempa-tempa bombing tallu dek bokona. Kanaikangi ri book.” Artinya kurang lebih: dipermainkanlah dan diombang ambingkanlah ombak (perahunya). Jika air naik dihaluan maka akan turun di buritan, jika naik air diburitan, akan turun dihaluan perahunya.” Melihat besarnya ombak seperti yang dilukiskan ini, tentunya memerlukan jiwa dan semangat besar serta keterampilan dalam hal pelayaran. Tanpa semangat dan keterampilan berlayar, besar kemungkinan perahu akan tenggelam atau terpaksa kembali kepangkalan karena kegagalannya.
Apakah I manakkuk akan gentar menghadapi ombak dan angin kencang? Sebagai putra Sulawesi selatan yang berjiwa dan bersemangat kebaharian ia akan berkata :” kalau layar sudah terkembang, apabila kemudi telah dipasang nanti, perahu berlayar pantang surut balik ke pantai sebelum cita-cita terlaksana dan hasil ada di tangan.
Selain jiwa pemberani I manakkuk mempunyai sifat pembangkan baik kepada ibunya maupun kepada pengawalnya terlihat pada kutipan “Sesungguhnya orang tua I manakkuk, terutama ibu kandungnya meminta agar mengurungkan dulu maksudnya untuk berangakat ke labbakkang. Tetapi rupanya I manakkuk sudah tidak dapat dihalangi ataupun diurungkan keberangkatannya. Juga terdapat pada kutipan “I manakkuk ingin singgah di bantaeng. Inang pengasuhnya menasehatinya agar membatalkan maksudnya karena dinegeri ini sangat banyak ilmu gaib, antara lain ada yang disebut jalarambakna bantaeng tappukserokna bantaeng, laklakanna lembang cina dan lain-lain….” Semuanya dapat memberikan bahanya pada dirimu anak”. Tetapi I manakkuk tidak mengindahkan semua semua peringatan itu dan tetap akan naik ke bantaeng.

-          Raja dan Permaisuri Bantaeng: mempunyai watak pemarah terlihat pada kutipan “       Demikianlah ia memasuki daeraha bantaeng lalu dibunyikannya meriam dari perahunya, sehingga menjadikan raja dan permaisuri marah.
-          Inang (Pengasuh I Manakkuk): mempunyai watak yang penuh perhatian terhadap I Manakkuk, terlihat pada kutipan Inang pengasuhnya menasehatinya agar membatalkan maksudnya karena dinegeri ini sangat banyak ilmu gaib, antara lain ada yang disebut jalarambakna bantaeng tappukserokna bantaeng, laklakanna lembang cina dan lain-lain….” Semuanya dapat memberikan bahanya pada dirimu anak”.
-          I Nojeng: mempunyai watak yang licik terlihat pada kutipan “I manakkuk tidak mengizinkan I nojeng pulang ke perahunya karena curiga hanyalah siasat belaka. Kecurigaan I manakkuk memang benar karena I nojeng datang menyerang di belakang, tetapi dapat dipukul mundur oleh I manakkuk.
-          I Marabintang Kamase: mempunyai watak yang setia terlihat pada kutipan Setelah kedua jenazah ditutup dengan sarung itu kemudian disirami air keduanya hidup kembali kemudian hidup rukun dan istananya yang megah.

3.      Latar
-          Latar Tempat
Di Luwu: seperti yang terdapat pada kutipan “Untuk melaksanakan cita-citanya I manakkuk membuat sebuah perahu besar yang kayunya diambil dari dalam hutan luk (luwu).
Di Bone: terlihat pada kutipan “I mankkuk disertai inanga pengasuhnya meninggalkan Bone, kampong halamannya.
Di Bantaeng: terlihat pada kutipan “Setelah beberapa hari mengarungi lautan yang penuh halangandan rintangan, tibalah ia diperairan bantaeng.
Di Labbakkang: terlihat pada kutipan Barombong dan ujung pandang telah dilalui dan akhirnya tiba di lakbakkang.
Di Negeri Teko: terlihat pada kutipan Terpaksalah somba (raja) labbakkang mengerahkan semua rakyatnya untuk membuat sebuah istana lengkap dengan pasar tempat permainannya di negeri teko.
Di Pulau Jawa: terlihat pada kutipan Berita inipun sampai ketelinga I nojeng di pulau jawa.
Di Pelabuhan: terlihat pada kutipan Begitu tiba di pelabuhan lakbakkang, I manakkuk membunyikan lagi meriamnya.

-          Latar Suasana
Menakutkan: terlihat pada kutipan Besarnya ombak dan kencangnya angin cukup membahayakan apabila persiapan dan keterampilan berlayar tidak cukup.
Menegangkan: terlihat pada kutipan Tetapi manakkuk si kepala batu dan pemberani ini menolak nasehat raja labbakkang mertuanya  dan bersedia menghadapi I nojeng. Haru: terlihat pada kutipan Untunglah tubuh I manakkuk dibaringkan bersama jenazah I mara bintang kamase di atas selembar sarung mukjizat pemberian seorang orang tua dari jawa. Setelah kedua jenazah ditutup dengan sarung itu kemudian disirami air keduanya hidup kembali kemudian hidup rukun dan istananya yang megah.

Latar Waktu
Siang hari dan Malam hari: terlihat pada kutipan Tetapi sangatlah anehnya karena walaupun telah berlayar sehari semalam namun perahunya pada suatu tempat tiba-tiba I manakkuk beserta seluruh anak pesuruhnya terserang penyakit gatal.
4.      Alur
Alur Maju, karena cerita ini menceritakan dari awal sampai akhir, atau ditandai pada awalnya I Manakkuk pergi menemui I Marabintang Kamase di labbakkang dengan penuh perjuangan dan pengorbanan hingga akhirnya ia bertemu dan hidup rukun di istananya di negeri teko.
5.      Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga, yakni penulis menampilkan para tokoh dengan menyebut namanya. Seperti, penulis meneceritakan tentang I Manakkuk, I Marabintang Kamase, I Nojeng serta Inang (Pengasuhnya)
6.      Gaya Bahasa
gaya bahasa yang terdapat pada cerita ini lugas dan mudah untuk dipahami.
7.      Amanat
Sebagai manusia kita harus saling menghargai dan tidak mengucilkan perkataan orang lain. Kita juga harus mendengarkan nasehat-nasehat yang dianggap positif dan jangan meremehkan orang yang memberikan nasehat.



B. Unsur Ekstrinsik
1.      Nilai yang Terkandung di dalam Sinrilik I Manakkuk
-          Nilai Keagamaan
Nilai agama yang terkandung pada cerita Sinrilik I Manakkuk ialah tidak boleh mempercayai hal-hal yang mistik (ilmu gaib) kecuali itu adalah mukjizat dari Tuhan Yang Maha Esa. Terlihat pada kutipan “Setelah beberapa hari mengarungi lautan yang penuh halangandan rintangan, tibalah ia diperairan bantaeng. Ditanyakannya negeri apa yang ada di atas itu. Dijawab bahwa itulah yang disebut negeri bantaeng. I manakkuk ingin singgah di bantaeng. Inang pengasuhnya menasehatinya agar membatalkan maksudnya karena dinegeri ini sangat banyak ilmu gaib, antara lain ada yang disebut jalarambakna bantaeng tappukserokna bantaeng, laklakanna lembang cina dan lain-lain….” Semuanya dapat memberikan bahanya pada dirimu anak”. Tetapi I manakkuk tidak mengindahkan semua peringatan itu dan tetap akan naik ke bantaeng. Juga telah disebutkan pada akhir cerita bahwa “Untunglah tubuh I manakkuk dibaringkan bersama jenazah I mara bintang kamase di atas selembar sarung mukjizat pemberian seorang orang tua dari jawa. Setelah kedua jenazah ditutup dengan sarung itu kemudian disirami air keduanya hidup kembali.
-          Nilai Moral
Nilai moral yang terkandung dalam sinrilik ini adalah semangat dan jiwa keberanian yang dimiliki I manakkuk adalah semangat dan jiwa yang patut dimiliki oleh para pemuda Indonesia.
-          Nilai Sosial
Nilai sosial yang yang terkandung dalam Sinrilik tersebut ialah walaupun jauh dan harus pergi dengan penuh perjuangan dan pengorbanan I Manakkuk tetap pantang mundur untuk pergi bertemu dengan raja dan permaisuri dari keluarga istrinya I Marabintang Kamase.
Unsur Teknik Pembuatan Perahu
Untuk mengunjungi kekasihnya di labbakkang, I manakkuk harus menyiapkan perahu yang cukup tangguh. Kepergian I manakkuk termasuk kepergian untuk berperang. Kayu untuk dibuat perahu harus diambil di hutan luk (luwu) yang cukup jauh. Memang terbukti bahwa perahu tumpangan I manakkuk cukup tangguh karena walaupun dihantam ombak yang besar namun tidak pernah mengalami kesulitan yang dapat mengganggu pelayarannya. Kesulitan yang dialami bukanlah karena ulah perahunya, melainkan hanya akibat ilmu hitam.
Dari gambaran di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bagaimana tinggi pengetahuan teknik pembuatan perahu yang telah dimiliki oleh orang bugis dan Makassar pada waktu itu. Walaupun alat dan perlengkapannya serba sederhana akan tetapi hasil buatannya dapat bertahan dan bisa diindahkan.
-          Nilai Adat/Tradisi
Nilai Adat/tradisi pada Sinrilik tersebut ialah untuk penghormatan kepada raja di negeri yang dikunjungi, setiap pendatang harus membunyikan meriam kalau ia memiliki meriam di perahu/kapalnya. Tapi kalau ia tidak memiliki meriam, maka cukup membunyikan gong yang dipukul pada waktu mendekati pelabuhan. Dan juga terlihat nilai tradisi dalam sinrilik tersebut adalah Sebagai putra Sulawesi selatan yang berjiwa dan bersemangat kebaharian ia akan berkata :” kalau layar sudah terkembang, apabila kemudi telah dipasang nanti, perahu berlayar pantang surut balik ke pantai sebelum cita-cita terlaksana dan hasil ada di tangan.

2.      LINGKUNGAN PENGARANG
Sinrilik I Manakkuk ini merupakan naskah kuno yang berbahasa Makassar tulisan tangan aksara lontarak yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Makassar yang merupakan ragam tulis.
3.      IDENTITAS PENGARANG
Sinrilik I Manakkuk adalah cerita rakyat yang bersifat anonim atau tidak diketahui nama pengarangnya. Namun, cerita ini diambil dari buku berjudul Sinrilikna I Manakkuk (Lontarak Makassar), arsip PERPUSDA SUL-SEL.



Minggu, 20 November 2016

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Materi pelajaran matematika mulai diberikan disekolah dasar merupakan hal yang sangat tepat, mengingat matematika telah terbukti sangat bermanfaat bagi peserta didik baik dalam mempelajari pelajaran lan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Namun perlu disadari bahwa matematika bagi sebagian besar peserta didik merupakan pelajaran yang sangat sulit sehingga seringkali kita menemui pesera didik yang tidak menyenangi pelajaran matematika. Sebagai guru tentunya bertugas untuk mengantisipasi agar keadaan seperti itu tidak terjadi. Jika peserta didik tidak menyenangi matematika, mungkin salah satu penyebabnya adalah guru membelajarkan peserta didik hanya dengan menggunakan satu cara yang kebetulan cara itu tidak cocok untuk peserta didik tersebu.
Guru harus mampu memilih metode yang efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan suatu metode pembelajaran diperlukan satu atau lebih teknik. Tidak hanya metode pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki pengetahuan tentang model, media dan strategi pembelajaran yang tepat digunakan dalam suatu proses belajar mengajar.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktifitas siswa dalam belajar.
Dalam artian lain, mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi. Gambaran aktifitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu, mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif kearah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director and fasilitator of learning.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu dibuat suatu strategi mengajar sebagai suatu usaha dari guru dalam melaaksanakan proses belajar mengajar agar sehingga dapat mempengaruhi para siswa dalam mencapai tujuan pengajaran lebih efektif dan efisien. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentng kemungkinan strategi belajar mengajar yang diterapkan sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan . Khususnya dalam mata pelajaran Matematika yang dikenal memiliki tingkat kesulitan belajar yang tinggi bagi siswa, maka sudah seharusnya guru bisa mengubah pandangan tersebut dengan memberikan pengajaran yang membuat siswa bisa aktif belajar dengan strategi tertentu.
Strategi Belajar Mengajar Matematika adalah suatu mata kuliah yang diajarkan kepada para calon guru. Untuk lebih memahami strategi dalam mengajar Matematika ini, dari kondisi dan keadaan yang demikian lah maka penulis mengadakan observasi langsung ke sekolah. Dengan mengadakan observasi ini, penulis bisa melihat bagaimana guru mengajar dan apa strategi yang digunakan serta kendala-kendala yang dihadapi oleh guru didalam kelas.
Adapun observasi ini diadakan di SMA N 5 Kota Jambi, dan  guna untuk mengetahui pembelajaran yang di adakan di sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
  Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam laporan observasi ini adalah :
1)      Bagaimana pelaksaanaan Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukanoleh guru Matematika di sekolah dan kesesuaiannya dengan RPP.
2)      Bagaimana cara pengelolaan kelas yang dilakukan guru Matematikaagar Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung secara efektif.
3)      Bagaimana perbandingan Kegiatan Belajar Mengajar guru Matematikadisekolah dengan teori yang didapat selama perkuliahan.

1.3  Tujuan Observasi
Adapun tujuan observasi ini antara lain sebagai berikut:
1)      Untuk mengetahui proses pembelajaran matematika secara langsung di kelas.
2)      Untuk mengetahui metode, model dan strategi pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran matematika
3)      Untuk mengetahui masalah atau kendala yang muncul dalam pembelajaran matematika.
4)      Untuk membandingkan teori strategi belajar mengajar metematika yang didapat di perkuliahan dengan prakteknya dilapangan.


1.4  Manfaat Observasi
        Manfaat dari observasi ini antara lain :
1)      Dapat mengetahui proses pembelajaran matematika secara langsung dikelas
2)      Dapat mengetahui metode, model dan strategi pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran matematika
3)      Dapat mengetahui masalah atau kendala yang muncul dalam pembelajaran matematika
4)      Dapat membandingkan teori strategi belajar mengajar metematika yang didapat di perkuliahan dengan prakteknya dilapangan.
BAB II
HASIL PENGAMATAN


2.1  Waktu dan Tempat Observasi
Observasi dilakukan di SMA Negeri 5 Kota Jambi. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2013  mulai pukul 09.25 – 11.00 WIB atau 2 jam pelajaran.

2.2  Siswa dan Guru yang Diobservasi
       Adapun siswa yang diobservasi adalah siswa-siswi kelas XII IPA 2Semester Genap 2012/2013 yang berjumlah 38 siswa. Sedangkan guru yang diamati adalah Ibu Juniar Naibaho S.Pd selaku guru yang mengajar mata pelajaran Matematika pada kelas tersebut.

2.3  Hasil Observasi

1.  Kegiatan Pembelajaran
a)        Kegiatan Awal
·         Membuka pelajaran
      Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta didik memberikan salam kepada guru dan membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran dan kemudian mengabsen kehadiran siswanya.
·         Mempersiapkan perlengkapan belajar mengajar
      Guru bersama  peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan belajar lainnya.
·         Apresiasi
      Setelah perlengkapan belajar mengajar telah dipersiapkan dengan baik. Guru mulai memotivasi peserta didik dan mengulang kembali sedikit materi pembelajaran sebelumnya. Disini , guru menanyakan tentang materi sebelumnya dan sejauh mana pemahaman siswa tentang materi tersebut. Kemudian guru dan siswa bersama-sama membahas dua soal yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya yakni tentang barisan deret aritmatika.
       Dua soal tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Diketahui suku pertama dari barisan aritmatika adalah 3 dan U­n =5. Tentukan jumlah 7 suku pertama dan bedanya !
2.      Diketahui suatu barisan aritmatika dengan suku ke-4 =11 dan suku ke-11 = 32. Tentukan jumlah suku pertamanya !
       Kegiatan ini dilakukan guru untuk melihat sejauh mana materi itu dikuasai dengan baik oleh siswanya sehingga guru dapat melanjutkan pembelajarannya yakni tentang barisan dan deret geometri..
 
b)    Kegiatan Inti
·         Guru  menjelaskan materi pelajaran
            Setelah membahas soal pada materi sebelumnya , guru mulai menjelaskan materi pelajaran selanjutnya yakni tentang ”barisan dan deret geometri”. Disini guru menjelaskan secara singkat cara menentukan rasio, suku ke-n, dan rumus suku ke-n
·         Melakukan tanya jawab
      Proses tanya jawab antara guru dan peserta didik dilakukan saat guru menjelaskan dan saat guru telah selesai menjelaskan  materi pelajaran.

·         Guru memberikan soal latihan kepada semua siswanya.
      Dua soal diberikan setelah seluruh pertanyaan dari siswa terjawab dan siswa sudah dianggap paham dengan materi yang dipelajari. Dua contoh soal diberikan untuk diselesaikan bersama-sama dan mempersilahkan siswa untuk bertanya kembli jika ada yang belum dipahami.
Contoh soal tersebut sebagai berikut :
Diketahui barisan  geometri sebagai berikut :
1.      24, 12, 6, 3, ......
2.      3, 9, 27, ....
Tentukan a, r dan suku ke-8 !
Setelah contoh soal dibahas bersama-sama , guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan secara berdiskusi.
Adapun soal latihan tersebut adalah :
              Diketahui barisan  geometri sebagai berikut :
       2, 6, 18 , .......
       Tentukan a, r dan suku ke 12 !

·         Peserta didk mendiskusikan jawabannya.
      Dalam mengerjakan soal latihan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi bersama temannya agar lebih  mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Sambil menunggu siswa mengerjakan soal latihan, guru berkeliling memantau siswa-siswa yang tidak mengerjakan soal latihan.
·         Peserta didik mengerjakan jawabanya dipapan tulis
Kemudian guru meminta beberapa siswa yang sudah menyelesaikan soal latihan, untuk menuliskan hasil kerjanya di papan tulis dan dibahas secara bersama-sama oleh guru beserta siswa.
·         Guru mengarahkan peserta didik
      Apabila masih ditemui peserta didk yang belum memahami dengan baik cara mengerjakan soal yang telah diberikan guru segera menghampiri dan mengarahkan peserta didik tersebut. Kemudian guru memberikan kembali soal latihan yang besumber dari buku cetak Matematika, untuk tambahan pekerjaan siswa dirumah.
c)    Kegiatan Akhir (penutup)
       Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Diakhir pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi pelajaran yang telah dipelajarin sebelumnya. Kemudian menutup pertemuan di kelas dengan mengucapkan salam dan meninggalkan ruangan kelas tersebut.

2.    Metode Pembelajaran
       Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode Cooperatifekspositori dan diskusi . Metode cooperatif digunakan ketika guru ingin mengajak siswa menemukan rumus suku ke-n barisan geometri. Sedangkan metode eksposotori digunakan guru saat menjelaskan penggunaan rumus suku ke-n untuk menyelesaikan persoalan suku ke –n pada barisan geometri. Dan metode diskusi digunakan saat diberikannya soal latihan.

3.  Media Pembelajaran
     Media yang digunakan adalah media cetak, yaitu buku paket Matematika untuk kelas XII SMA dan MA karangan Herynugroho dkk. Sedangkan Alat pembelajaran yang digunakan yaitu spidol dan papan tulis.

4. Waktu Pembelajaran
    Waktu yang digunakan adalah 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).

5.    Pengelolaan Kelas
a. Pengaturan Ruangan Kelas
    Adapun tata letak/denah ruang kelas pada saat jam pelajaran yang berlangsung adalah terlihat seperti pada gambar berikut:
b. Pengelompokan Siswa
    Pada kelas ini, pengelompokan hanya dilakukan per-meja. Dimana satu meja ditempati oleh dua orang siswa atau siswi. Sehingga dalam satu meja tidak ada yang duduk berpasangan/berbeda jenis kelamin. Siswa perempuan lebih banyak daripada siswa laki-laki. Siswa laki-laki lebih banyak mengisi bangku bagian belakang, sedangkan siswa perempuan mengisi bangku di bagian depan.
c. Suasana Proses Belajar
    Suasana pada awal pembelajaran sangat tenang, dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mudah dalam pengelolaan kelas tersebut. Setelah setengah pelajaran berlangsung kondisi kelas mulai mencair, guru semakin santai dalam mengajar sehingga suasana kelas menjadi sedikit ribut, namun dalam hal ini guru tidak membuat siswa-siswi menambah kegaduhan dan konsentrasi siswa jadi terpecah belah.


 
BAB III
PEMBAHASAN


3.1  Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru sudah mengikuti urutan yang seharusnya, yaitu dimulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Semua kegiatan di laksanakan dengan baik berdasarkan urutan-urutan pembelajaran.
a.    Pendahuluan
Pendahuluan yang dilakukan guru cukup baik. Dimulai dengan memberikan salam dan mengabsensi kehadiran siswa, namun guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengetahui apa tujuan dari pembelajaran pada hari itu. Guru hanya memberikan motivasi sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Seharusnya seorang Guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa dapat mengetahui apa tujuan dari mempelajari materi tersebut. Guru memulai pelajaran dengan menanyakan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, dan membahasnya bersama-sama dengan siswa.
b.    Kegiatan Inti
       Guru menjelaskan materi tentang ”Barisan dan Deret Geometri”. Guru menjelaskan secara singkat cara menentukan rasio, suku ke-n, dan rumus suku ke-n
Setelah guru selesai menjelaskan , guru memberikan waktu kepada siswa-siswinya untuk bertanya apakah ada yang tidak dimengerti dari penjelasan guru tersebut. Dikarnakan tidak ada yang bertanya , maka guru mempersilahkan siswanya untuk mencatat materi yang telah dijelaskan. Sembari siswa mencatat , guru memperhatikan siswa dengan berkeliling, hal ini dilakukan guru untuk mengindari adanya siswa yang tidak mencatat.
       Guru memberikan beberapa contoh soal yang dikerjakan oleh siswa dan dibahas bersama – sama oleh guru dan siswa, sehingga siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kemudian guru juga memberikan latihan soal yang dikerjakan secara berdiskusi bersama teman sebangku dan meminta beberapa siswa untuk  mengerjakannya di papan tulis. sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.
       Guru menilai hasil pekerjaan siswa dan guru memberikan reward kepada siswa yang dapat mengerjakan latihan soal , dengan memberikan nilai tambahan dalam kaktifan dikelas. Dan guru memberikan penguatan  pada siswa –siswa yang belum bisa menyelesaikan soal latihan yang di berikan oleh guru. Hal ini dilkukan agar siswa tersebut dapat belajar kembali sehangga mampu menyelesaikan soal – soal latihan yang diberikan.             
c.    Kegiatan Akhir
            Pada kegiatan akhir, memberikan kembali soal latihan yang besumber dari buku cetak Matematika untuk tambahan pekerjaan siswa dirumah. Dan bersaa-sama siwa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Hal ini penulis nilai sudah sangat baik karena guru sudah menjalankan urutan kegiatan pembelajaran dengan baikKemudian menutup pertemuan di kelas dengan mengucapkan salam dan meninggalkan ruangan kelas tersebut.

3.2  Pengelolaan Kelas
 a.   Pengaturan Ruangan Kelas
Ruangan kelas XII IPA 2 yang kami observasi cukup nyaman karena ruangan kelasnya bersih , cukup luas, terang dan terdapat kipas angin yang tidak membuat siswa gerah, serta kelas tersebut pun  hanya diisi dengan 38 siswa, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan guru dapat dengan mudah untuk mengontrol siswanya jika sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
b.    Pengelompokan Siswa
Bila di lihat dari segi tempat duduk siswa, siswa perempuan duduk dengan siswa perempuan, begitu pula siswa laki-laki duduk dengan siswa laki-laki. Hal ini bermaksud agar tidak terlalu terjadi keributan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
c.    Suasana Proses Belajar
              Awalnya suasana ruang kelas saat pelajaran berlangsung terkendali. Namun di pertengahan pelajaran, ada siswa yang menyeletuk sehingga membuat keadaan kelas menjadi gaduh karena semua siswa tertawa. Banyak siswa, khususnya yang berada di deretan belakang malah sibuk berbicara dengan teman-teman didekatnya dan tidak mengerjakan soal yang diberikan.Menurut penulis Guru yang mengajar pada kelas tersebut cukup disegani sehingga membuat siswa-siswa takut untuk ditegur kembali
              Dari segi penguasaan materi, guru cukup berhasil membawa siswanya untuk aktif belajar dan memahami materi yang diberikan. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang menunjuk tangan saat diminta untuk maju menyelesaikan soal didepan kelas. Dan ketika guru memberikan beberapa soal latihan mengenai  barisan dan deret geometri .



BAB IV
PENUTUP


4.1  Kesimpulan
Dari observasi yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.        Proses  pembelajaran matematika kelas XII IPA 4 belajar dengan optimal dan kondusif. Hal ini dikarenakan guru telah mempertimbangkan metode atau strategi yang tepat digunakan untuk materi pelajaran didalam proses pembelajaran. Sehingga siswa memperhatikan dan mengikuti pembelajaran matematika dengan baik.
2.        Metode yang digunakan yakni metode cooperatif, diskusi dan metode ekspositori.
3.     Dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, guru harus memperhatikan beberapa hal agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, diantaranya merencanakan kegiatan pembelajaran, membuat urutan pembelajaran, dan mampu mengelola kelas dengan baik.
4.        Guru harus dapat memberi motivasi kepada para peserta didik dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sehingga para peserta didik dapat mengembangkan ilmu dengan sendirinya tanpa dorongan dari orang lain, tetapi dorongan dari diri siswa sendiri.
5.        Guru harus memperhatikan berbagai kendala yang mungkin terjadi dalam kelas, dan sebisa mungkin dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran agar Kegiatan Belajar Mengajar di kelas dapat berjalan secara efektif.
 

Blogger news

Blogroll

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini

About